• Twitter
  • Facebook
  • Google+
  • Instagram
  • Youtube

Senin, 21 April 2014

DESINFEKSI DAN ANTISEPTIK



TUGAS KELOMPOK FARMAKOLOGI
“DESINFEKSI DAN ANTISEPTIK”
KELOMPOK 5 :
  1. Vita Wahyu Hidayani (9227)
  2. Rizqi Ayu Damayanti (9232)
  3. Tiara Budi Eka Lestari (9233)
  4. Nur Afiati                   (9234)
  5. Eka Indah Novianti    (9235)
  6. Menikha Maulida        (9236)


  1. ANTISEPTIK DAN DESINFEKSI
Antiseptik berasal dari bahasa yunani yang secara singkat berarti kuman. Secara umum, antiseptik dan desinfeksi adalah untuk mengeliminasi mikroba patogen pada berbagai sarana atau peralatan, terutama sarana atau peralatan yang langsung digunakan pada prosedur atau tindakan medis serta mikroba yang lekat dengan para petugas. Demikian juga untuk setiap prosedur atau tindakan medis atau perawatan yang ditunjukan kepada penderita, yang akan beresiko masuknya mikroba patogen ke tubuh penderita. (Darmadi, 2005)
Desinfektan adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat bakteriostatik dan bakterisidal. Tujuan digunakan desinfektan adalah untuk membunuh bakteri patogen yang penularannya melalui air seperti bakteri penyebab typus, kolera disentri, dan lain-lain. (waluyo, 2005).
Antiseptik adalah zat- zat yang membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Istilah ini terutama digunakan untuk sediaan yang dipakai pada jaringan hidup. (staf UNISRI, 2008:163)
Selain itu tujuan antiseptic menurut darmadi, 2008 adalah:
1.         Untuk pengobatan local misalnya pada kulit, mulut, atau tenggorokan
2.         Untuk irigasi daerah- daerah tubuh yang terinfeksi
3.         Untuk mencuci luka terutama luka kotor
4.         Untuk mencegah infeksi pada perawatan luka
5.         Untuk mencuci kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi
6.         Untuk mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah infeksi silang.

B. GOLONGAN DESINFEKTAN DAN ANTISEPTIK
1.         Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik.
2.         Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut.
3.         Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.
4.         Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya dari pada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol. Lisol lebih banyak digunakan dari pada desinfektan-desinfektan yang lain.
5.         Kresol
Kresol efektif sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati.
6.         Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek  preservatifnya (sebagai pengawet).
7.         Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agenini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebagai formalin.
8.         Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat.
9.         Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinandimasuki organisme aerob.
10.       Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar dari pada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif.
11.       Senyawa Amonium Kuaterner
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa – senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang digunakan; pada umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-positif dari pada organisme gram-negatif.
12.       Sabun dan Detergen
Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan, yaitu menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian.
13.       Sulfonamida
Banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak  jaringan manusia. Terutama bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide.
14.       Antibiotik
Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain. (Chandra B, 2007)

  1. KRITERIA ANTISEPTIK DAN DESINFEKTAN YANG IDEAL.
Menurut staf pengajar departemen farmakologi fakultas kedokteran UNSRI di dalam bukunya : kumpulan kuliah famakoloi, antiseptic  dan desinfektan yang ideal memiliki sifat- sifat yang ideal pula.
Sifat- sifat desinfektan yang ideal adalah :
1.         Efektivitas germisid tinggi
2.         Spektrum antimikroba luas meliputi spora, bakteri, fungi, virus dan protozoa.
3.         Efek letalnya cepat dan dapat dicapai walau terdapat bahan organic seperti darah, sputum, dan tinja sehingga kemungkinan adanya resistensi  dapat dicegah.
4.         Dapat menembus ke celah- celah rongga dan kelapisan bawah organik.
5.         Sifat kimiawi dan fisik stabil sehingga dapat bercampur dengan sabun dan substansi kimia lain.
6.         Bersifat non korosif dan non destruktif terhadap alat/ bahan yang diberi desinfektan tersebut
7.         Faktor estetika seperti bau dan warna kadang- kadang merupakan factor penentu untuk pemakaian desinfektan
8.         Harga murah dan mudah di dapat
Sifat- sifat antiseptik yang ideal adalah:
1.         Efektivitas germisid tinggi.
2.         Bersifat cepat dan tahan alam.
3.         Bersifat letal terhadap mikroorganisme.
4.         Spectrum sempit terhadap infeksi terhadap mikroorganisme yang sensitive.
5.         Tegangan permukaan yang rendah untuk pemakaian topical.
6.         Indeks terapi, ini merupakan factor penentu penggunaan antiseptic.
7.         Tidak memberikan efek sistemik bila diberikan secara topical.
8.         Tidak merangsang terjadinya reaksi alergi.
9.         Tidak diabsorpsi.

D. APLIKASI DESINFEKSI DAN ANTISEPTIK KEDOKTERAN GIGI.
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.   
Macam-macam desinfektan yang digunakan:
1.       Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2.      Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3.      Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
4.      Senyawa halogen
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).
5.      Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
Salah jenis fenol yaitu Timol (isopropil m-kresol). Bersifat antibakterial dan antifungial. Zat ini digunakan untuk pengobatan jerawat (dalam bentuk lotion), hemoroid analgetik topikal, obat batuk, obat kumur dan deodoran. Klorotimol sering terdapat pada sediaan untuk gigi, gusi dan mukosa bukalis sebagai pembersih mulut (gargel).
6.      Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan misalnya Dettol. (staf UNISRI, 2008:163)

DAFTAR PUSTAKA:..
Darmadi, 2008, infeksi nasokomial problematika dan pengendalian, Salemba Medika, Jakarta.
Waluyo,Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Staf Pengajar Departemen Farmakologi. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. EGC. Jakarta
Chandra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan, Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC.


0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Get in touch with R.A.D


Adress/Street

Bekasi - Yogyakarta

Line ID

rizqiayudamayanti27

Website

www.radhome.blogspot.co.id